Sigli, JBA – Setelah sukses menyelenggarakan IPARI Pidie Appretiation atau IDEA I Tahun 2024, Persatuan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Pidie kembali mengumumkan peluncuran tahapan Anugerah IDEA II Tahun 2025. Sebanyak 136 Penyuluh Agama Islam di Kabupaten Pidie berpeluang mendapatkan apresiasi dalam 11 cabang penghargaan yang akan digelar pada penghujung tahun 2025.
Ketua Panitia sekaligus WO Event IDEA 2025, Tgk. Mukhlisuddin Marzuki, menjelaskan bahwa ajang ini akan memberikan penghargaan kepada para penyuluh yang berinovasi dalam 11 bidang utama, yakni Suluh Literasi Al-Qur’an, Suluh Wakaf, Suluh Ekoteologi, Suluh Inovatif, Suluh Advokasi Hukum, Suluh Kesehatan Masyarakat, Suluh Media Kreatif, Suluh Pemberdayaan Ekonomi Ummat, Suluh Keluarga Sakinah, Suluh Lapas Perempuan, dan Suluh Disabilitas. “Apresiasi ini bukan sekadar penghargaan, tapi pengakuan atas kerja-kerja sunyi yang menebar cahaya bagi umat, IDEA II ini mengagkat Tema Menghargai Dedikasi, Menguatkan Sinergi”ujarnya.
Momentum IDEA 2025 menjadi kelanjutan dari kesuksesan tahun sebelumnya, di mana Malam Anugerah IDEA 2024 memantik haru dan kebanggaan di kalangan penyuluh. Malam penuh syukur itu bukan hanya perayaan prestasi, tetapi simbol cinta dan pengabdian. “Kebaikan itu tak selalu terlihat, tapi yang dilakukan dengan ikhlas akan menjadi cahaya bagi banyak orang,” ungkap Mukhlisuddin, mengenang suasana apresiasi tahun lalu yang diwarnai air mata bahagia para penerima anugerah.
Keberhasilan PD IPARI Pidie sepanjang tahun 2024 juga menjadi pijakan kuat untuk melangkah lebih jauh. Dari gerakan dakwah memberantas judi capit boneka, penyuluhan di lapas, hingga pengembangan wakaf produktif dan konten dakwah kreatif di media sosial, semuanya menjadi bukti bahwa penyuluh bukan hanya berdakwah lewat mimbar, tapi menyalakan nilai-nilai keislaman dari ruang-ruang sosial yang paling dekat dengan umat.
Dengan semangat “Dari Pidie untuk Indonesia”, PD IPARI berharap Anugerah IDEA 2025 menjadi inspirasi nasional dalam membangun budaya apresiasi terhadap penyuluh agama. Karena bagi mereka, penghargaan sejati bukan hanya piala atau piagam, melainkan ketika kerja dakwah mampu menumbuhkan harapan dan keberkahan di tengah masyarakat. “Surga bukanlah tujuan utama,” tutup Mukhlisuddin, “tapi keberkahan umat adalah jalan menuju-Nya.”




