Banda Aceh, JBA – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Drs H Azhari MSi mengapresiasi Perwakilan UNICEF Aceh yang berinisiasi melakukan Training of Trainer (ToT) Komunikasi Antar Pribadi (KAP) tentang Isu Kesehatan Ibu dan Anak. Tentu ini sebagai upaya menjaga kesehatan ibu dan anak, mencegah penyakit, dan mencegah peningkatan stunting di Aceh.
“Kami mengapresiasi dan mendukung penuh upaya ini dan memaksimalkan peran penyuluh agama sebagai agen sosialisasi kesehatan keluarga,” kata Kakanwil Kemenag Aceh saat membuka kegiatan “Peningkatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Isu Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) di Aceh”, di aula kantor setempat, Banda Aceh, 10 Desember 2024.
Ia menyebutkan sangat miris ketika Aceh dilabel kesehatan ibu dan anaknya berada di peringkat bawah, angka percerai tinggi, dan perundungan anak juga tinggi.
“Persoalan ini wajib dicarikan solusi dan memaksimalkan peran semua pihak untuk mengurangi berbagai kasus negatif di Aceh,” tegasnya dalam acara yang dihadiri Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam (Kabid Penaiszawa) Kanwil Kemenag Aceh, H Zulfikar MAg, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag Aceh, Dr H Mukhlis dan Ketua Tim Penyuluh Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh, Hj Evi Sri Rahayu MSos.
Menurutnya, sangat urgen upaya bersama melalui penyuluh agama dan Kemenag untuk meperluas informasi, terutama pada calon pengantin (Catin). Biasanya, kultur masyarakat Aceh sangat dekat dengan agama, tentu keberadaan penyuluh agama sangat tepat untuk menyampaikan pesan kesehatan melalui bahasa agama.
H Azhari menjelaskan makanan bergizi menjadi kebutuhan dasar bagi tubuh, termasuk air susu ibu (ASI) bagi anak yang semestinya diberikan hingga dua tahun penuh. Para suami juga perlu musyawarah dan bertangungjawab dalam pemberian ASI kepada anak, dengan cara menyediakan asupan gizi bagi ibu sehingga dapat memberikan ASI pada anak secara maksimal.
“ASI sangat ampuh mencegah penyakit sebagaimana ketentuan Islam. Supaya anak sehat, ibu harus selalu memberikan ASI,” ajaknya.
Ia berharap penyuluh agama dapat memberikan pemahaman bahwa gizi bukan hanya daging dan ikan, tapi juga terkandung dalam sayur dan lainnya yang mesti dikonsumsi oleh keluarga demi kesehatan.
Pasca dapat ilmu dari ToT KAP, kata H Azhari, penyuluh agama bisa memanfaatkan dan menyampaikan pada saat bimbingan calon pengantin (Catin). Meskipun sudah ada kerja sama dengan BKKBN dan Dinkes, bisa kolaborasi dalam hal sosialisasi kesehatan ibu dan anak, karena bila penyuluh agama yang menyampaikan dengan pendekatan agama pasti ada efek positif yang dapat diterima catin.
Perwakilan UNICEF Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh akan melakukan kegiatan yang sama di dua titik berbeda, yaitu Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Barat, yang akan dilaksanakan pada Desember 2024. Selanjutnya pada Januari-Maret 2025 akan dilakukan evaluasi sebagai tindaklanjut kegiatan sebelumnya.