JAKARTA – Gubernur Aceh Ir. H Nova Iriansyah, MT., membuka Seminar Nasional ke-5 Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Sabtu (6/11/2021).
Dalam seminar bertemakan “Kolaborasi dan Sinergi Peningkatan Ekonomi Kreatif antara Pendidikan Tinggi Vokasi, Pemerintah dan Industri” itu, Gubernur Aceh mengajak semua peserta menilik sekilas tentang peradaban ekonomi manusia dari masa ke masa.
“Dalam perkembangan peradaban ekonomi manusia, sekarang ini kita telah memasuki fase gelombang peradaban ekonomi yang ketiga yaitu fase ekonomi kreatif yang berorientasi pada ide-ide dan gagasan yang juga kreatif serta inovatif. Kita telah meninggalkan fase gelombang peradaban ekonomi pertama yaitu pertanian dan gelombang peradaban ekonomi kedua yaitu industri,” kata Nova.
Nova mengatakan, peradaban ekonomi pada fase ketiga ini merupakan kolaborasi dengan bagian utama yaitu sumber daya kreatif dan inovatif intelektual manusia dengan mengeksplorasikan segenap sumber daya secara berkesinambungan.
“Sebagaimana kita fahami bersama, peranan sektor ekonomi kreatif sangatlah vital, merupakan sektor penopang ekonomi daerah dan negara. Sebagian besar sektor ekonomi kreatif berkisar pada tataran usaha menengah dan bawah, dan sektor ini mampu menyerap sumber daya yang sangat besar terutama sebagai sektor usaha padat karya,” katanya.
Gubernur Aceh itu menyebutkan, ekonomi kreatif dan inovatif merupakan sebuah kreasi seni dalam bidang dunia usaha yang digerakkan oleh para kreator dan inovator handal yang mampu membaca peluang, berani menerima tantangan dan mampu memanfaatkan segenap sumberdaya yang tersedia.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 142 tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif (Rindekraf) Nasional Tahun 2018 – 2025 yang terbagi dalam dua tahapan, tahap I periode 2018 – 2019 dan tahap II periode 2020 – 2025.
“Yang menarik untuk menjadi perhatian kita semua, dalam Peraturan Presiden tersebut menyebutkan organ utama pelaksana kegiatan tersebut adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota secara bersinergi dengan satuan pendidikan, pelaku usaha, komunitas kreatif dan media komunikasi,” sebut Nova.
Gubernur merincikan, sub sektor ekonomi kreatif meliputi aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
“Berdasarkan 12 poin strategi pencapaian Rindekraf 2018-2025, delapan poin diantaranya berhubungan erat dengan sistem pendidikan yang menjadi acuan utama sebagai pelopor untuk menciptakan sumber daya yang mampu bergerak dibidang ekonomi kreatif,” katanya.
Dalam hal ini, tambah Nova, Kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe sebagai kampus vokasi tertua di Aceh yang baru saja merayakan Milad ke-34 pada tanggal 5 Oktober 2021 lalu mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelopor untuk melaksanakan strategi Rindekraf 2018-2025 khususnya di Provinsi Aceh.
Gubernur mengatakan, Aceh mempunyai banyak sumber daya handal terutama pada sektor perikanan, pertanian, peternakan, perkebunan, pariwisata dan kuliner.
“Pada sektor pangan Provinsi Aceh mempunyai produk andalan, seperti kopi dan nilam yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dan memiliki garis pantai yang sangat panjang yaitu 1660 Km dan luas perairan laut sebesar 295 ribu Km persegi menyebabkan hasil dibidang kelautan yang cukup melimpah,” katanya.
Apalagi, kata Gubernur, pada masa pemerintahannya sekarang, Aceh telah mentargetkan diri menjadi daerah tujuan utama wisata halal baik dalam skala lokal dan global.
“Didasari oleh sumber daya yang tersedia berupaya kekayaan alam dan didukung oleh sinergi dengan dunia pendidikan sebagai pelopor inovator dan kreator dibidang ekonomi kreatif, maka kami optimis Provinsi Aceh akan menjadi salah satu model dan contoh pencapaian ekonomi kreatif di Indonesia,” katanya.
Untuk itu, Pemerintah Aceh dalam kesempatan itu berkomitmen untuk terus melakukan kolaborasi dan sinergi dengan dunia pendidikan tinggi dan industri untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif secara berkesinambungan.
“Dukungan yang diberikan baik dalam kemudahan regulasi, kebijakan, pendanaan dan pengembangan,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno, berharap melalui seminar nasional ini, adanya sinergi peningkatan ekonomi kreatif, antara pendidikan perguruan tinggi pemerintah dan industri.
“Kami mengajak semua pihak, khususnya generasi muda Politeknik Negeri Lhokseumawe untuk berperan aktif dalam pemulihan ekonomi dengan berwirausaha. Mari bersama-sama memajukan ekonomi kreatif di Indonesia dengan inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” sebutnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe Rizal Syahyadi, pada akhir sambutannya meminta agar Gubernur hadir secara langsung ke kampus Politeknik pada Desember mendatang untuk memberikan semangat vokasi kepada seluruh civitas akademika PNL. Red.