Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Masa jabatan Pj Wali Kota Lhokseumawe akan berakhir pada tanggal 12 Juli 2023 dan akan dilakukan perpanjangan untuk satu tahun ke depan.
Berbagai tanggapan masyarakat pun muncul menyikapi berakhirnya SK Pj Wali Kota Lhokseumawe dan terkait sosok yang akan menjadi orang nomor satu di Lhokseumawe.
Ketua Forum Pemuda Aceh (FBA), Syarbaini menerangkan kepemimpinan Pj Wali Kota saat ini yang dipimpin saudara Imran telah gagal membangun Lhokseumawe.
“Kita berharap pemerintah pusat agar seluruh anggota tim evaluator yang diketuai Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri RI bisa mengambil langkah sigap terkait persoalan tersebut,” ungkap Syarbaini, di Banda Aceh, Rabu, 12 Juli 2023.
Kota Lhokseumawe di bawah kepemimpinan saudara Imran selama ini tidak ada program yang menguntungkan daerah maupun masyarakat Lhokseumawe. Ia tidak mampu mengelola Kota Lhokseumawe menjadi lebih baik justru pemerintahan berjalan stagnan, tidak ada pembangunan apa pun, bahkan tahun 2023 belum satu pun ada pekerjaan pembangunan yang dilakukan, sehingga perekonomian masyarakat pun tidak terjadi peningkatan.
“Jika ada pembangunan maka ekonomi masyarakat menengah akan bergerak. Aktivitas sosial masyarakat juga berjalan normal,” tegasnya.
Menurutnya, begitu juga hubungan wali kota dengan DPRK Kota Lhokseumawe beberapa kali acap memunculkan polemik sehingga dinilai terjadinya disharmoni antara eksekutif dan legislatif.
“Lantas bagaimana mereka bisa bekerja untuk pemberdayaan rakyat dan pembangunan daerah,” ujar Syarbaini.
Aktivis Aceh ini menilai ke depan Kota Lhokseumawe sebaiknya dipimpin oleh Pj Wali Kota yang memahami dunia pendidikan, karena Kota Lhokseumawe merupakan daerah yang cukup banyak lembaga pendidikan di sini, banyak kampus-kampus besar dan selama ini keberadaan kampus dengan puluhan ribu mahasiswanya telah banyak membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Bahkan saat pemerintah Kota Lhokseumawe dianggap alpa dalam hal meningkatkan perekenomian pendapatan masyarakat maka kampus hadir menjadi solusi,” jelas Syarbaini.
Pj Wali Kota Lhokseumawe ke depan haruslah dipimpin orang-orang yang mampu menjalin hubungan baik dengan semua pihak, termasuk salah satunya dengan lembaga pendidikan yang ada di daerah.
“Cukup banyak bukti kegagalan Imran dalam memimpin Kota Lhokseumawe selama ini. Ia berharap Mendagri segera menggantinya dengan orang-orang yang telah direkomendasikan oleh Pj Gubernur Aceh, karena kami menilai cukup layak untuk memimpin Kota Lhokseumawe ke depan,” tutup Syarbaini, aktivis yang selama ini aktif mengkritisi Pj Wali Kota Lhoksemawe.