Jawa Barat, Jaringanberitaaceh.com – Penyuluh Agama Islam (PAI) tidak sekedar mengajar ngaji dan ceramah agama saja. Kalau hanya itu, sama dengan ustaz dan penceramah yang tidak mendapatkan dana dan fasilitas negara. Artinya penyuluh agama yang mendapatkan anggaran dari negara berkewajiban juga untuk mendukung dan menyampaikan pesan-pesan negara.
Hal tersebut disampaikan Kasubdit Penyuluh Agama Islam Kemenag RI, H Amirullah MAg, yang juga Instruktur Nasional Moderasi Beragama Kemenag RI, saat menjadi pemateri Orientasi Penguatan Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama Islam, Rabu, (05/04/2023) di Wisma Kementerian Agama Ciloto, Cianjur, Jawa Barat.
“Pesan negara sebagai perekat bangsa adalah Pancasila. Lima sila yang terkandung di dalamnya, tidak satupun bertentangan dengan ajaran agama mana pun, khususnya Islam,” ungkap Amirullah.
“Orientasi penguatan moderasi beragama sangat penting sebagaimana telah dikemukakan dari pertanyaan saya, kenapa kegiatan ini penting bagi penyuluh agama? Kita sepakat jawabannya tadi bahwa pancasila adalah pemersatu bangsa Indonesia yang beragam agama, ras, suku dan lainnya,” jelasnya.
Ia menyampaikan poin penting dalam butir-butir pancasila dimaksud dengan empai Indikator moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi lokal.
Amirullah menegaskan pentingnya orientasi penguatan moderasi beragama, karena Indonesia negara dan bangsa besar yang harus dijaga keutuhannya. Ia khawatir terhadap bangsa Indonesia ke depan. Kalau generasi milenial yang 52% belajar agamanya dari medsos atau kepada ustaz yang tidak “moderat”. Indonesia akan mengubah nasibnya menjadi negara yang terpecah-pecah, tidak aman dan menderita, dan akan dikuasai oleh kelompok yang sekarang kecil.
“Kelompok-kelompok yang sekarang kecil itu, tidak menutup kemungkinan ke depan kalau dibiarkan akan menjadi kelompok besar yang bisa mennggantikan dasar negara pancasila,” ungkapnya.
Ia mengimbau para penyuluh agama agar turun ke jalanan. Penyuluh agama jangan hanya ceramah agama di sekitar rumah atau hanya di kalangan majlis taklim atau masjid sekitar, tetapi turun ke lingkungan jalanan melakukan pendidikan luar sekolah dan menyisipi pesan pemerintah ke anak-anak jalanan yang masih kurang terhadap pemahaman agama, juga kepada orang-orang yang jauh dari pengamalan ibadah serta akidah.
Amirullah mengungkapkan bahwa ada 50.000 penyuluh agama secara nasional. Namun hanya 5.000 yang aktif di media sosial. Oleh karenanya, tingkatkan kinerja penyuluh agama dengan membuat konten-konten keagamaan, dari mulai tutorial ibadah salat, salat jenazah dan lainnya. Sampai ke ceramah-ceramah, tulisan-tulisan keagamaan, juga menyampaian pesan-pesan pemerintah.
“Pemerintah telah menganggap penting dengan keberadaan penyuluh agama, oleh karenanya tingkatkan terus kinerja penyuluh agama sebagai mitra dan bagian dari pemerintah. Kita yang telah diberdayakan dan dibayar oleh negara, maka berbuatlah untuk bangsa dan negara,” ajak Amrullah.
Pemateri didampingi moderator, H Heru Susanto dan H Efendi Rahmat MAg, Katim Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.