Oleh: Gumarni, S.H., M.Si.
Ilmu hayati, dalam bahasa ilmiahnya disebut biologi, yaitu kajian tentang kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran dan taksonominya.
Ilmu biologi modern membahas pengetahuan yang sangat luas, eklektik, serta terdiri atas berbagai macam cabang dan sub disiplin.
Dalam Wikipedia, milenial diartikan sebagai kelompok demografi setelah generasi X. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini. Sedangkan pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Saat ini, dunia global sedang bergeser ke dunia biologi dan milenial. Globalisasi dan teknologi berhasil mengubah pola hidup masyarakat, aparatur negara, dan pejabat.
Dahulu, sebelum globalisasi dan teknologi, jika perlu baju baru, masyarakat akan belanja bersama keluarga ke toko-toko, sesuai kemampuan ekonomi. Sekarang, globalisasi dan teknologi makin memanjakan konsumen. Misalnya, untuk berbelanja cukup menggunakan handphone, laptop, dan komputer tentunya juga dengan memanfaatkan jaringan internet yang tersedua. Dengan menggunakan jaringan internet, masyarakat bisa mengakses apa saja dan daapt memilih barang sesuai selera melalui alat teknologi canggih tersebut.
Ke depan, bisa jadi pada zaman biologi dan melinial semua kepentingan umum dan rumah tangga mulai ditawarkan lewat teknologi dengan metode marketing yang sangat masif, sehingga konsumen tertarik membeli.
Gobalisasi dan teknologi berdampak positif pada cepatnya menguasai informasi. Sebaliknya, dampak negatifnya mudah bagi masyarakat mendapat informasi yang tidak akurat atau hokas. Entah apa yang akan terjadi ketika dunia biologi dan milenial berhasil berkembang di negeri ini.
Salah satu contoh, pesta kemenangan tanpa kekerasan terjadi di Afganistan. Menurut penis, kemenangan tersebut didapati karena mereka telah berhasil menyamar jadi orang baik di pemerintahan yang seakan membantu menjalankan kepentingan pemerintahan yang sah. Lalu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat menggoreng isu hingga dapat menghancurkan tujuan kelompok lain.
Pucuk pimpinan pemerintah membiarkan itu, bahkan membenarkan kebijakan aneh ini. Lalu masyarakat dan kelompok lainnya mulai mempersatukan hati dan tujuan, sehingga mereka mudah mengambil kepemimpinan, seperti di Afganistan.
Menurut saya, biologi dan milenial kekuatannya ada pada rakyat, bukan kelompok atau pemerintahan. Saat masyarakat menerima kehadiran perubahan, kala itu pula kelompok-kelompok tersebut mengambil hati rakyat. Mereka menerima kemenangan tanpa ada pengorbanan yang melibatkan rakyat secara umum.
Semoga Indonesia tidak seperti insiden di Afganistan. Selamat Hari Ulang Tahun ke-76 RI. Semoga menjadi momentum bersama mengenang jasa pahlawan dalam membangun negeri.
*Penulis merupakan Ketua Umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Aceh (LPMA).