Banda Aceh, JBA – Divisi 6 dari Aceh Australian Alumni (AAA) resmi menutup rangkaian training, workshop, dan seminar Writing Academic Essay yang telah berlangsung sejak November 2025.
Program ini terdiri dari lima sesi workshop intensif dan menjadi salah satu agenda penguatan kapasitas akademik anak muda dan masyarakat, khususnya bagi calon pelamar beasiswa luar negeri.
Meski kuota peserta dibatasi hanya 15 orang karena keterbatasan tempat, jumlah pendaftar tercatat melebihi kapasitas. Namun realitas di lapangan menunjukkan tantangan tersendiri: dari seluruh rangkaian sesi, hanya 10 peserta yang mampu hadir dan bertahan hingga tuntas. Atas kegigihan dan komitmen penuh tersebut, seluruh peserta yang menyelesaikan program diberikan sertifikat resmi.
Workshop ini diselenggarakan di Banda Aceh dengan Forum Bangun Aceh (FBA) sebagai tuan rumah sekaligus penyedia lokasi kegiatan.
Sempat Tertunda Akibat Banjir Kayu Aceh
Sesi pertama workshop sebenarnya dimulai pada 18 November 2025.
Namun jadwal mengalami kemunduran hampir dua minggu akibat banjir gelondongan kayu di Aceh yang melumpuhkan aktivitas masyarakat, termasuk terputusnya listrik dan jaringan internet di berbagai wilayah.
“Kondisi Aceh saat itu benar-benar lumpuh. Tapi justru dari situ terlihat siapa yang sungguh-sungguh ingin belajar,” ujar salah satu panitia.
Bukan Sekadar Tips Beasiswa, Tapi Fondasi Menulis Akademik
Workshop ini mengusung pendekatan berbeda dari kelas-kelas penulisan esai pada umumnya. Tidak hanya membahas trik lolos beasiswa, peserta justru diajak memahami fondasi menulis akademik dari nol: mulai dari pengertian esai, struktur logis, bahasa akademik, hingga alur berpikir yang runtut.
Materi workshop sebelumnya dipromosikan melalui flyer dengan pesan lugas dan menggugah:
“Sering apply beasiswa tapi belum lolos? Bisa jadi karena tulis Essay akademis-nya belum pas!”
Pendekatan ini terbukti efektif, sebagaimana tercermin dari testimoni peserta.
“Awalnya saya kira bakal langsung tips esai beasiswa. Ternyata justru diajarin dari dasar banget, dan itu yang selama ini hilang,” ungkap Nurul Maulina, salah satu peserta.
“Dari sini saya sadar, kita nggak bisa jawab esai beasiswa tanpa basic menulis yang terstruktur.”
Peserta lain, Kiah, menyebut workshop ini sangat relevan untuk persiapan Australia Awards Scholarship (AAS).
“Dalam lima sesi, saya benar-benar paham alur penulisan academic essay dari awal sampai akhir.”
Tiga Trainer, Satu Misi
Meski Divisi 6 AAA terdiri dari enam anggota aktif, pelaksanaan workshop ini secara langsung difasilitasi oleh tiga trainer utama, yaitu:
• Nadia Fajria Alfata, S.Pd., M.Ed (Master Trainer)
• Frida Pigny, S.IP., M.Com
• Asnawi Nurdin, S.Pd., M.Ed
Ketiganya mendampingi peserta secara intensif, termasuk melalui diskusi dan pendampingan penulisan.
“Diskusi dan pendampingannya sangat membantu. Materinya praktis dan relevan untuk dunia akademik,” tulis salah satu peserta dalam testimoninya.
Penutupan Penuh Inspirasi: Kisah Hidup Prof. Eka
Acara penutupan hari ini dihadiri oleh Prof. Eka Srimulyani, S.Ag., M.A., Ph.D, Wakil Ketua AAA sekaligus Dewan Pembina Forum Bangun Aceh (FBA). Kehadiran Prof. Eka menggantikan Ketua Umum AAA, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T, yang berhalangan hadir meski menyampaikan keinginan kuat untuk ikut langsung.
Dalam sesi penutupan, Prof. Eka membagikan kisah hidupnya yang mengundang decak kagum: melompat dari SMP langsung ke bangku kuliah, melewati jenjang SMA.
“Jalur hidup akademik itu tidak selalu lurus. Yang penting adalah keberanian belajar, disiplin, dan konsistensi,” pesan Prof. Eka, yang disambut antusias peserta.
Sekretaris Jenderal AAA, Dr. Kismullah, S.Pd., M.App.Ling, menyampaikan apresisi kepada Tim Divisi 6 atas inisiatif pelaksanaan workshop ini sekaligus menyerahkan sertifikat kepada peserta.
“Menulis akademik bukan bakat, tapi keterampilan yang bisa dan harus dilatih,” tegasnya.
Harapan Jadi Program Berkelanjutan
Mayoritas peserta berharap workshop serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan durasi lebih panjang dan fokus khusus pada penulisan esai beasiswa.
“Setelah ikut workshop ini, saya jadi lebih tertarik menulis. Ternyata essay nggak semenakutkan itu,” tulis Fatiya, peserta lainnya.
Workshop ini menegaskan komitmen AAA, khususnya Divisi 6, dalam membangun ekosistem literasi akademik yang inklusif dan aplikatif, bahkan di tengah keterbatasan dan tantangan bencana. (*)




