Meureudu, JBA – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Pidie Jaya, H Mulyadi SAg MPd membuka Pelatihan Karya Tulis Ilmiah dengan tema “Menguatkan Peran Penyuluh Agama dalam Literasi Keagamaan Melalui Karya Tulis Ilmiah” yang dilaksanakan Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Pidie, di Aula Kankemenag Pidie Jaya, Meureudu, Senin, 20 Oktober 2025.
Mulyadi mengatakan kegiatan ini cukup bermakna, karena tujuannya membekali Penyuluh Agama Islam dalam hal literasi, tentu amat bermanfaat. Dalam Islam, ayat pertama turun mengajak umat untuk membaca dan menulis. Artinya kita diperintahkan mempelajari ilmu secara lisan atau tulisan.
“Allah turunkan ayat pertama mengajak kita berliterasi, menandakan dasar menjalankan kehidupan dengan ilmu agar dapat beribadah pada Allah,” jelasnya dalam acara yang dihadiri Ketua PD IPARI Pidie Jaya, Sabda SH dan Sekretaris PD IPARI Pidie Jaya, Rahmat Taufik SHI.
Ilmu yang ada, kata Mulyadi, juga mesti disebarkan sebagai fungsi keberadaan penyuluh agama untuk berdakwah via lisan dan tulisan. Hari ini, umat Islam bisa pelajari ilmu sebab telah ada catatan ulama terdahulu melalui karya tulisnya.
“Tanpa tulisan seperti karya Imam Syafii, tentu kita tidak bisa baca bahkan ada ilmu yang tak sampai pada umat,” katanya.
Mulyadi menyebutkan pada umumnya, umat Islam sudah rendah daya dan minat menulis, termasuk ilmu keagamaan. Ketika ada tulisan dan narasi agama, umat bisa menggali ilmu lewat tulisan. Sekarang masalah kontemporer cukup banyak, yang mesti dijawab dengan tulisan.
“Jadi literasi tidak hanya ada di madrasah dan perguruan tinggi, tapi ada di dayah atau dalam gerakan penyuluh agama Islam. Maka pelajari cara menulis secara sistematis dan sesuai aturan,” pungkas Kakankemenag.
Menurutnya, menulis sistematis sangat penting, sehingga argumen yang kita berikan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Ia berharap kegiatan ini dapat dikembangkan dan dievaluasi. Aksi nyata harus terlihat sehingga mencapai target program. Ke depan, harus ada tindaklanjut walaupun hasilnya belum sempurna.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kankemenag Kabupaten Pidie Jaya, Zahari SAg MH mengatakan pertemuan ini jadi momen mengasah, mengolah, dan mem-format kemampuan berpikir yang dibekali ilmu pengetahuan.
“Kita sadar, penyuluh agama adalah orang-orang terpilih yang punya kapasitas agama lebih bila dibandingkan masyarakat biasa. Maka bersyukur menjadi penyuluh agama,” ujar Zahari.
Menurutnya, kemampuan ilmu dan khazanah intelektual keagamaan sering ditransfer ke umat melalui ceramah dan retorika dakwah. Padahal melalui tulisan juga dakwah bisa lebih efektif.
Ia menegaskan pelatihan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diprakarsai penyuluh agama bentuk tuntutan Kemenag agar bisa berdampak bagi umat. Kalau ceramah, biasanya sasarannya dan komunitasnya terbatas. Namun dakwah melalui tulisan bisa lebih luas jangkauannya.
Harapannya, keberadaan penyuluh agama gaungnya lebih berdampak dibandingkan guru pengajian atau penceramah biasa. Lembaga menuntut kehadiran dan kontribusi penyuluh agama.
“Mari berdedikasi untuk mencerahkan umat. Perbaiki niat dan kemauan untuk berjihad via dakwah. Ketika ikhlas dan tujuannya baik bagi umat, maka Allah pasti akan mudah urusannya. Semoga berdampak bagi umat dan mampu mengangkat martabat penyuluh agama,” tutupnya.
Pemateri yang dihadirkan Ketua PD IPARI Kabupaten Pidie, Mukhlisuddin SHI MA dan Tim Media Pengurus Pusat IPARI, Amiruddin (Abu Teuming).