Banda Aceh, jaringanberitaaceh.com – Musyawarah Nasional (Munas) Muda Seudang II digelar di Anjong Mon Mata, Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh Aceh sebagai pemateri seminar, di antaranya Sekretaris Jenderal Partai Aceh Tgk H. Aiyub bin Abbas, Fauzan Azima, Reza Idria, Hi., M.A., Ph.D, Prof. Dr. Nazarudin, M.Si, serta Juanda Djamal, M.A. Banda Aceh, Jumat, 19 September 2025.
Ketua Panitia, Aswadi, SKM, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah membuka ruang dialog bagi generasi muda untuk membahas masa depan Aceh. “Kami berharap diskusi ini menjadi langkah awal untuk kemajuan politik Aceh ke depan. Terima kasih kepada PEMA, Pemerintah Aceh, Bank Aceh, dan seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini,” tutur Aswadi.
Sekjen Partai Aceh, Tgk H. Aiyub bin Abbas, menegaskan pentingnya peran kader muda dalam pembangunan Aceh pasca-MoU Helsinki. “Harapan kita semua, dengan hadirnya kader-kader Muda Seudang yang berwawasan, Aceh bisa semakin maju. Apapun persoalan anak muda nantinya, kami siap membantu. Ke depan, Partai Aceh juga akan menggelar Mubes, dan Muda Seudang diharapkan menjadi bagian penting dalam perjuangan ini,” tuturnya.
Dalam sesi seminar, Juanda Djamal memaparkan tentang transformasi politik di Aceh. Menurutnya, dampak MoU Helsinki sangat terasa, terutama terkait tata kelola keistimewaan Aceh. Ia juga menekankan pentingnya manajemen organisasi politik, internalisasi ideologi pergerakan, hingga transformasi perilaku melalui diplomasi.
Sementara itu, akademisi Reza Idria menyoroti pentingnya kebudayaan Aceh.
“Kalau kita melupakan budaya, maka Aceh akan hilang. Kita perlu menciptakan momentum internasional untuk memperkenalkan budaya Aceh,” tegasnya.
Eks kombatan GAM, Fauzan Azima, menilai narasi perjuangan di Aceh telah bergeser. “Dulu perjuangan dilakukan dengan senjata, sekarang harus dengan pikiran. Banyak oknum yang menggunakan undang-undang untuk kepentingan pribadi, sehingga kita harus lebih kritis,” ungkapnya.
Sedangkan Prof. M. Nazarudin menekankan bahwa Muda Seudang adalah masa depan bagi Partai Aceh. “Mereka adalah sayap Partai Aceh. Jika ingin membangun masa depan, kita harus mendorong cita-cita yang ingin diwujudkan oleh generasi muda ini,” ujarnya.