JAKARTA,JBA – Sebuah momen penuh kenangan terjadi ketika Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Dr.(Cand) Jamaluddin SH Mkn, secara resmi menyerahkan piagam penghargaan Tokoh Perdamaian Aceh kepada almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi besar Gus Dur dalam upaya menciptakan perdamaian di Aceh semasa beliau menjabat sebagai presiden. Piagam penghargaan itu diterima langsung oleh Yenny Wahid, putri dari mendiang Gus Dur, dalam acara konferensi internasional 20 tahun damai Aceh di jakarta.
Gus Dur dikenal sebagai salah satu pemimpin yang sejak awal menunjukkan kepedulian mendalam terhadap konflik berkepanjangan di Aceh. Salah satu inisiatif paling bersejarah adalah ketika ia mengandeng Hanry Dulant centre (HDC)yang menghasilkan Jeda Kemanusiaan I dan II serta Moratorium Konflik, Sayangnya, masa jabatannya yang singkat membuat inisiatif tersebut tak sempat diwujudkan sepenuhnya karena Gus Dur harus lengser dari kursi kepresidenan.
Di sela – sela penyerahan piagam, Yenny Wahid menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Pemerintah Aceh dan BRA atas penghargaan yang diberikan kepada ayahandanya. Ia menilai penghargaan ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap Gus Dur secara pribadi, melainkan juga pengakuan terhadap nilai-nilai perdamaian yang beliau perjuangkan.
” Gus Dur memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap Aceh. Beliau sering menyampaikan bahwa rakyat Aceh memiliki martabat yang tinggi dan harus diperlakukan dengan penuh hormat. Hubungan beliau dengan Aceh bukan sekadar hubungan politik, tetapi hubungan emosional yang sangat kuat,” ujar Yenny Wahid kepada Ketua BRA, Dr.(Cand) Jamaluddin SH Mkn.
Sementara itu, Dr.(Cand) Jamaluddin SH Mkn menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan bagian dari komitmen Aceh untuk terus mengingat para tokoh yang telah berjasa dalam proses perdamaian. Ia menyatakan bahwa Gus Dur adalah simbol dari nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberanian dalam memperjuangkan perdamaian yang bermartabat.