Jakarta, JBA – Direktur Penerangan Agama Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam, Kemenag RI, Dr H Amad Zayadi MPd mengatakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menemukan format yang paling efektif dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penyuluh agama yang terkumpul dalam IPARI.
“Mudah-mudahan IPARI dapat mengambil peran strategis untuk membangun bangsa,” kata Dr Ahmad Zayadi saat mengisi materi pembinaan pada Rakenas Pengurus Pusat IPARI, di Aston Kartika Grogol Hotel, Jakarta Barat, Jumat, 8 Maret 2024.
Dr Ahmad Zayadi mengatakan IPARI bukan organisasi biasa, tapi organisasi luar biasa. Karenanya ia menunggu partisipasi dan peran penyuluh agama. Jika IPARI mengaktualkan potensi penyuluh agama tentu sangat luar biasa. Penyuluh agama itu benar-benar pribadi-pribadi penggerak di masyarakat. Ini yang membedakan IPARI dengan organisasi lain.
Penyuluh agama, katanya, mengemban tugas pengabdian tanpa batas, sebab mereka berasal dari masyarakat untuk masyarakat yang siap kapan pun di lapangan. Tentu beda dengan profesi yang terbatas degan jam kerja atau mengajar.
“Kami sudah sampaikan pada Pak Menteri, itulah beda profesi IPARI dengan organisasi profesi lainnya,” ucap Ahmad Zayadi di hadapan peserta Rakernas IPARI.
Ia menyebutkan tanggung jawab IPARI ke depan harus jauh lebih aktif, berkontribusi, dan berperan. Ini harus lebih baik dibandingkan sebelum ada IPARI.
Menurutnya, IPARI punya segala instrumen kebijakan yang wajib diiktiarkan. Tujuannya untuk kebaikan, maka segala perangkat untuk meraih kebaikan mutlak harus diupayakan.
“IPARI satu-satunya organisasi profesi yang menaungi penyuluh agama. Ini penting ditegaskan. Pesan saya, pastikan IPARI satu-satunya organisasi profesi. Jangan berpikir membangun organisasi IPARI tandingan. Cukupkan IPARI saja. Insyaallah semua memberikan kemaslahatan bagi kita,” tegas Ahmad Zayadi.
Ahmad Zayadi meminta penyuluh agama meluruskan pandangan penyuluh agama pada organisasi IPARI. Sebagai organisasi profesi, maka harus siapkan diri untuk menjadi mitra pemerintah. IPARI bertanggungjawab dengan pembina jabatan penyuluh agama untuk meningkatkan kualitas SDM penyuluh agama.
Pemerintah tentu punya instrumen dan kebijakan bersama IPARI untuk sama-sama berkontribusi demi peningkatan kapasitas dan kapabilitas.
“Siap tidak?” tanyanya Ahmad Zayadi yang direspon siap oleh peserta Rakernas IPARI.
Menurutnya, ada banyak instrumen untuk meningkatkan kapasitas SDM supaya karier penyuluh agama naik pada tingkat sebagus mungkin. Maka harus disiapkan. Yang penting ada idealisme yang dimiliki. Tidak mungkin masyarakat berubah, sementara penyuluh sebagai pelayan umat tidak melakukan perubuhan itu.
Ia menyebutkan seandainya penyuluh agama sudah berketetapan hati masuk profesi penyuluh agama, maka harus punya idealisme untuk meningkatkan karier hingga jabatan tertinggi. Pihaknya dengan Menpan RB sedang mengupayakan penyuluh agama bisa mendapatkan jabatan tingkat utama. Jika sudah ada penyuluh agama utama tentu segmen bimbingan berbeda dengan penyuluh muda dan madya.
“Ke depan organisasi profesi IPARI harus mengadvokasi penyuluh agama. Ini kesempatan terbaik bagi pembina penyuluh agama (Kemenag) untuk memaksimalkan peran IPARI.
Ia menjelaskan, ada catatan biru bahwa pengembangan penyuluh agama menjadi otoritas Kemenag, maka IPARI menjadi mitranya Kemenag.
Selain itu, kata Ahmad Zayadi, basis penguatan moderasi beragama (MB) harus sampai ke keluarga. Karena _madrasah ula_ ada di keluarga, yaitu ibu. Makanya sekarang ada gerakan keluarga maslahat.
Ahmad Zayadi berharap penyuluh agama menyampaikan ke kawan-kawan di desa, sebab di sana ada anggaran desa yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang dan membangun ekosistem moderasi beragama yang ekspansif.
“Tidak mungkin memperkuat moderasi jika prilaku kita sendiri belum moderat. Ibarat menyapu lantai, tidak mungkin bersih jika sapunya kotor. Jadi sapunya harus steril agar lantainya bersih. Orang yang membangun moderasi beragama harus menjadi rol model,” tegasnya.
Ahmad Zayadi menjelaskan penyuluh agama harus memberikan layanan keagamaan yang premium atau otoritatis. Sekarang gampang menjadi ustaz dan terkenal. Tapi sisi akademik, pengetahuannya lemah. Yang membuat ramai jagat maya seperti kebanyakan orang tidak punya otoritas seperti penyuluh agama. Maka penyuluh agama harus ambil alih posisi ini, karena penyuluh agama punya otoritas.
“Apa pun yang kita lakukan sebagai penyuluh agama adalah penguatan infrastruktur sosial keagamaan. Ini sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur fisik. Pembangunan bangsa tidak akan berjalan baik jika tidak dibarengi pembangunan masyarakat beragama. Ini pra syarat kemajuan bangsa. Ini pula agenda dan tema kegiatan Kemenag tahun 2024,” tegas direktur.