Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Aceh yang digelar untuk ketiga kalinya secara resmi ditutup oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Jumat malam, 23 Juni 2023 di Aula Hotel Grand Aceh Syariah Lamdom, Banda Aceh.
Achmad Marzuki dalam sambutannya menyampaikan, kitab-kitab karangan para ulama, yang menjadi salah satu rujukan dalam menjalankan perintah Allah, akan terus terpelihara dan terjaga eksistensinya, apabila umat Islam, terutama para santri dayah mau membaca, memahami, menyampaikan, dan mengamalkannya dalam hidup dan berkehidupan.
“Karena hal itulah yang menjadi hakikat makna berinteraksi dengan kitab berbahasa Arab, sebagaimana yang diajarkan oleh para ulama kita,” ujarnya.
Maka, event ini adalah salah satu sarana yang sangat efektif bagi para santri untuk berinteraksi dengan kitab-kitab tersebut. Hal ini terlihat jelas dalam MQK di mana para peserta membaca, memahami, dan mampu menjelaskannya.
“Maka kami mendorong agar bentuk dan pola interaksi seperti ini perlu digalakkan dan dikembangkan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya,” paparnya.
Dia berharap kepada seluruh peserta, terutama bagi para juara, agar tidak cepat berpuas diri. Dalam beberapa waktu mendatang akan digelar event yang sama pada tingkat nasional. Event tersebut menjadi tantangan bagi peserta lomba untuk memaksimalkan persiapan.
“Untuk anak-anak kami yang belum berhasil, agar tidak kehilangan semangat dan berkecil hati. Jadikan event ini sebagai ajang refleksi, evaluasi, dan terus meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan kitab-kitab berbahasa Arab dari waktu ke waktu,” pintanya.
Dia turut mengapreasiai para dewan hakim atas kinerja yang ditunjukan selama musabaqah ini berlangsung.
Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Aceh yang digelar untuk ketiga kalinya secara resmi ditutup oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Jumat malam, 23 Juni 2023 di Aula Hotel Grand Aceh Syariah Lamdom, Banda Aceh.
Achmad Marzuki dalam sambutannya menyampaikan, kitab-kitab karangan para ulama, yang menjadi salah satu rujukan dalam menjalankan perintah Allah, akan terus terpelihara dan terjaga eksistensinya, apabila umat Islam, terutama para santri dayah mau membaca, memahami, menyampaikan, dan mengamalkannya dalam hidup dan berkehidupan.
“Karena hal itulah yang menjadi hakikat makna berinteraksi dengan kitab berbahasa Arab, sebagaimana yang diajarkan oleh para ulama kita,” ujarnya.
Maka, event ini adalah salah satu sarana yang sangat efektif bagi para santri untuk berinteraksi dengan kitab-kitab tersebut. Hal ini terlihat jelas dalam MQK di mana para peserta membaca, memahami, dan mampu menjelaskannya.
“Maka kami mendorong agar bentuk dan pola interaksi seperti ini perlu digalakkan dan dikembangkan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya,” paparnya.
Dia berharap kepada seluruh peserta, terutama bagi para juara, agar tidak cepat berpuas diri. Dalam beberapa waktu mendatang akan digelar event yang sama pada tingkat nasional. Event tersebut menjadi tantangan bagi peserta lomba untuk memaksimalkan persiapan.
“Untuk anak-anak kami yang belum berhasil, agar tidak kehilangan semangat dan berkecil hati. Jadikan event ini sebagai ajang refleksi, evaluasi, dan terus meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan kitab-kitab berbahasa Arab dari waktu ke waktu,” pintanya.
Dia turut mengapreasiai para dewan hakim atas kinerja yang ditunjukan selama musabaqah ini berlangsung.