Gelandangan dan ODGJ Hamil Berkali-kali, Pemprov Jateng Sebut Berpotensi Lahirkan Bayi Stunting

Semarang, jaringanberitaaceh.com – Ditemukan banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan pengemis, gelandangan, orang telantar (PGOT) di Jawa Tengah (Jateng) yang hamil berkali-kali tanpa diketahui.

Kehamilan tak diinginkan (KTD) itu berpotensi melahirkan bayi stunting. Sebagai catatan, angka prevalensi stunting di Jawa Tengah menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 masih menginjak 20,9 persen.

Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) dan Advokasi Dinas Perempuan dan Anak (DP3AP2KB) Jateng, Yuli Arsianto mengatakan selama ini intervensi pencegahan stunting fokus mengedukasi calon pengantin, ibu hamil, pasca persalinan, dan balita.

“Padahal kelompok seperti penyandang disabilitas, orang dengan gangguan jiwa, dan PGOT ini lebih rentan mengalami kehamilan dan tidak mengerti persoalan stunting,” pungkas Yulia, 17 November 2022.

Untuk itu, Pemprov Jateng berinisiatif menyasar kelompok rentan seperti ODGJ, PGOT, warga miskin, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak (4T) yang berpotensi tinggi melahirkan bayi stunting.

Khususnya kelompok ODGJ yang tidak memahami kondisi tubuhnya saat menjalani kehamilan. Apalagi untuk pemenuhan gizi bagi janin dan ibu hamil.

“Banyak kasus di mana ODGJ hamil berkali-kali tapi enggak tahu siapa yang menghamili. Bisa dibilang kelompok ini rawan sekali anaknya mengalami stunting,” terangnya.

Dari pengamatannya di lapangan, selain rawan menjadi korban kekerasan, sebagian ODGJ terbilang masih memiliki nafsu biologis. Sehingga terkadang ODGJ melampiaskan nafsu itu tanpa memahami konsekuensinya.

Sebagai upaya pencegahan, pihaknya melakukan edukasi KB ke panti-panti ODGJ dan PGOT di Jateng. Sebanyak 146 penerima manfaat di panti mengikuti arahan KB berupa suntik atau implant.

“Untuk kontrasepsi menyesuaikan kondisi kesehatan mereka, karena tiap orang beda-beda kondisinya dan sudah kami cek terlebih dahulu,” imbuhnya.

Sejak Oktober lalu, Yuli berkeliling mulai dari Panti Pandowo di Kudus menyasar 46 orang, Panti Mardi Utomo menyasar 47 orang, dan Panti Ngudi Rahayu sebanyak 53 orang.

“Panti-panti berikutnya masih kami agendakan lagi,” katanya.

Pihaknya telah mengidentifikasi kelompok rentan di Jateng untuk menentukan target yang tepat untuk mendapat layanan KB.

Dalam pelaksanaan program baru cegah stunting kelompok rentan (Ceting Ketan) itu, ia bekerja sama dengan BKKBN Jateng, Dinsos Jateng, OPD kabupaten/kota, panti sosial, akademisi, dan berbagai organisasi.

Ia juga mengimbau dinas sosial dan dinas kesehatan di kabupaten atau kota untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang bagi kelompok tersebut.

Selain di panti, pihaknya melakukan safari pelayanan KB untuk sasaran pasangan usia subur keluarga miskin dan kelompok berisiko yang masuk kategori 4T.

“Dengan program KB yang menyasar kelompok rentan ini kami harap bisa menekan angka stunting di Jateng lebih optimal lagi,” pungkasnya.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT