Viral Siswa di Mamasa Mengadu ke Jokowi karena Gurunya Jarang Mengajar, Gubernur dan Bupati Turun Tangan

MAMASA – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 010 Saluang, Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat disebut dilebur setelah viral dua siswanya mengadu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena gurunya jarang mengajar.

Sekolah itu langsung ramai dikunjungi mulai dari pejabat dinas, Bupati Mamasa Ramlan Badawi, hingga Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik.

Pasalnya, warga maupun murid mengeluhkan mereka datang ke sekolah, namun tidak ada satu pun pengajar yang datang.

Para siswa hanya menemukan jejeran bangku kosong, buku lusuh, dan murid lain yang masih aktif tanpa adanya guru.

Dalam foto itu, dua orang siswa terlihat membentangkan tulisan yang berisi keluh kesahnya usai selama ini jarang mendapatkan pelajaran dari gurunya.

Pak Presiden Jokowi, kami jarang sekolah karena bapak guru jarang datang ke sekolah, demikian isi tulisan yang dibentangkan salah satu siswa.

Akmal Malik merespons foto keluhan dua pelajar yang pertama kali viral di Facebook itu itu dengan langsung meninjau SDN 010 Saluang,

Rombongan Bupati Ramlan juga turut mendatangi sekolah, dan menggelar pertemuan bersama guru dan orangtua murid menyikapi keluhan yang viral tersebut.

Selain Akmal dan Ramlan, rombongan DPRD Sulawesi Barat juga ikut hadir meninjau SDN 010 Saluang, karena gurunya dinilai lalai dan hanya makan gaji buta selama berbulan-bulan.

Kepala SDN 010 Saluang, Amran yang dimintai konfirmasi mengungkapkan, peristiwa viralnya dua pelajar tersebut terjadi saat sekolah libur Idul Adha.

Ditanya mengenai keluhan orangtua murid mengenai aktivitas belajar mengajar yang tidak optimal, Amran membantah. Dia menegaskan proses di sekolah berjalan lancar.

Amran menjelaskan, terdapat 40 orang murid yang aktif di SD itu, yang diajar 4 guru berstatus ASN (aparatur sipil negara), dan 3 pengajar honorer.

“Saat itu kondisi sekolah masih libur, karena mayoritas warga di tempat ini Muslim. Jadi kami menghargai toleransi umat beragama,” tutur Amran.

Akmal mengatakan, dirinya sudah menggelar pertemuan dengan jajaran stakeholder di Mamasa, serta meninjau langsung lokasinya.

“Kami sudah menyarankan kepada bupati agar sekolah tersebut dilebur ke sekolah lainnya yang terdekat dari tempat itu, sebagai solusi. Namun itu tergantung keputusan bupati menyikapi masalah tersebut,” kata Akmal Malik.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT