Jakarta – Sejumlah simpatisan Khilafatul Muslimin mendatangi markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, untuk menunggu kedatangan pemimpinnya, Abdul Qadir Baraja yang telah ditangkap polisi.
Diketahui, Abdul saat ini masih dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya usai ditangkap aparat kepolisian di wilayah Lampung, Selasa, 7 juni 2022.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, setidaknya ada tujuh orang simpatisan Khilafatul Muslimin depan gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Mereka tampak mengenakan baju gamis hingga peci warna putih.
Mereka tak banyak berkomentar soal kasus yang menjerat Abdul. Mereka hanya menyampaikan bahwa mereka tengah menunggu kedatangan Abdul.
“Kami menunggu Bapak Abdul Qadir. Informasinya sudah dalam perjalanan ke sini,” kata Ahmad Jamaluddin.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan Abdul telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Ya memang untuk penangkapan KM (Khilafatul Muslimin) ya, kemudian untuk tersangka sudah ditetapkan atas nama inisial AB (Abdul Qadir Baraja) dari Polda Metro Jaya,” kata Dedi kepada wartawan.
Namun, Dedi belum menjelaskan lebih lanjut detail kasus yang menjerat Abdul sebagai tersangka. Ia hanya memastikan penangkapan yang dilakukan terhadap Baraja tidak terkait tindak pidana terorisme.
Sejauh ini, kata Dedi, ada tiga pasal yang berpotensi disangkakan terhadap Baraja. Yakni, terkait Undang-undang (UU) Ormas, UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan UU nomor 1 Tahun 1946.
BPIP Minta Khilafatul Muslimin Ditindak Tegas
Sementara itu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meminta pemerintah menindak tegas organisasi Khilafatul Muslimin yang melakukan pawai kebangkitan khilafah.
Anggota Dewan Pengarah BPIP Said Aqil Siradj mengatakan semua pihak harus waspada. Dia berpendapat ideologi khilafah masih tersebar, meskipun organisasinya telah dibubarkan.
“Saya memohon kepada pemerintah atau ya aparatlah ya harus bertindak tegas, enggak boleh mentolerir sedikit pun,” kata Said saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Said menegaskan dirinya menolak keberadaan organisasi yang mengusung ideologi khilafah. Dia menyatakan telah menolak organisasi seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) sejak dulu.
“Yang masih mempermasalahkan Pancasila, silakan pindah ke Afghanistan. Jangan di sini!” tutur mantan Ketum PBNU tersebut.
Sebelumnya, organisasi Khilafatul Muslimin menggelar pawai khilafah. Mereka berkonvoi dengan mengibarkan bendera bertuliskan “Kebangkitan Khilafah” di Jakarta Timur.